My title page contents

Kamis, 16 Januari 2020

THOUGHTS ON..



Menjadi perempuan itu berat. Saat ingin berdiri satu lengkah lebih depan, mereka menatapmu sinis sambil menggerutu tajam, membuatmu mundur tiga langkah ke belakang. Tatapanmu yang berbinar mulai redup tertelan harapan. Hancur melebur bersama mimpi-mimpi yang kau rangkai setiap malam. Katanya, dunia tercipta untuk semua kalangan, nyatanya, dunia hanya digembala untuk gerombolan domba jantan..

Menjadi perempuan itu berat. Saat ingin mengepakkan sayap lebih lebar, mereka tertawa terbahak-bahak. Menepuk pundak sambil berdumal pelan, “sayang, sayapmu tak akan terbang menembus awan. Engkau hanya hembusan asap yang memudar terbelai angin. Engkau tak akan pernah menjadi badai. Baiknya tetap tenang menunggu sampai alam memberimu kabar. Bahwasanya, sang kumbang sedang dalam perjalanan pulang”.

Menjadi perempuan itu berat. Saat ingin berpergian bebas dengan semangat membara, jalanan terasa gelap gulita. Mata-mata sang pendosa melirik senang, ada mangsa, batinnya. Mereka beraksi seolah memberi kesan bahwa dunia begitu kejam hingga engkau harusnya tak menapak santai. Lalu kaupun berlari kencang dengan hati berdegup tak karuan, berteriak meminta pertolongan. Berharap tuhan menarikmu dalam pelukannya, menyelamatkanmu dari binatang jalan.

Menjadi perempuan itu berat. Saat kau tak pandai memindai benang, mereka mengutukmu geram. Katanya, kau harus pandai dalam segala hal. Katanya, kau harus menguasai berbagai keahlian. Namun, nyatanya, mereka lupa. Mereka menutup jalan untuk engkau mencari ilmu pengetahuan. Mengikatmu erat dalam kenyataan, bahwa tak sepatutnya engkau terbang. Kaupun terdiam dalam sangkar, menangis lirih mempertanyakan nasib yang malang.

Benar, menjadi perempuan itu berat. Terlalu berat sampai punggung tak lagi dapat menumpu tegak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar